Cerita Pengalaman Sanggar Kulitugu Budaya Galang Dana

Senin, 04 Februari 2019

Cerita Pengalaman Sanggar Kulitugu Budaya Galang Dana



Murjoyo, Direktur Sanggar Kulitugu Budaya duduk manis dengan sekumpulan mahasiswa-mahasiswa. Mereka ditemani secangkir kopi dan cemilan. Sesekali mereka tertawa dan serius. Satu orang mengangguk-angguk, menyepakati apa yang telah mereka rencanakan. Pidri menyanggupi untuk membuat desain kaos sampyong. Mereka bersepakat margin penjualan kaos akan dibelikan alat-alat musik.

Pidri, Penanggung Jawab Galang Dana
Sanggar Kulitugu Budaya yang berisi tokoh-tokoh pemuda ekspresif, memiliki perasaan gelisah kolektif akan kebutuhan ruang ekspresi seni di desa. Ruang ekpresi seni diharapkan nantinya bisa mengurangi kegiatan pemuda yang kontraproduktif.

Sedangkan untuk mewujudkan kegelisahan tadi, KTB—Kulitugu Budaya—terkendala dana. Bagaimana mau mewujudkan ruang ekspresi seni, problem pertama saja belum tuntas. Alat-alat keseniannya belum ada.

Lalu, dalam pertemuan tersebut diputuskan rencana menjual kaos charity. Hasil keuntungannya digunakan untuk membeli alat-alat musik. Menurut Menir Pangki, pada tahun 2016 Kulitugu Foundation berhasil menggalang dana 36 juta rupiah hanya bermodal jual kaos. Pengalaman tersebut bisa diulang untuk mengatasi problem ini.

Malam itu di daulatlah Pidri sebagai penanggung jawab. Sedangkan Kulitugu Foundation hanya memberi modal awal 900rb. Penanggung Jawab galang dana bertugas mengumpulkan dana pembelian satu gitar senilai 2 juta. Pidri tentu harus memutar otaknya bagaimana dana bisa terkumpul.
Eksekusi Program    
Pada hari H, setelah kaos naik cetak dan siap jual. Indra, Ruswandi Lebar, Ade, Menir dikerahkan untuk menjual 80 buah kaos sampyong. Dalam dua minggu, sudah terjual habis. Jika 1 kaos laba yang diperoleh adalah 15rb, untuk memenuhi target 2 juta hanya butuh 800rb lagi.

Cara yang digunakan penggalang dana menjual kaos sukses meraup surplus. Bahkan, punya dana kas. Setelah dibelikan gitar, sisa kas akan digunakan sebagai modal awal mencetak kaos lagi. Teknik galang dana seperti ini lebih populer disebut “merchandise”.
***

1 komentar :